Selasa, 10 Oktober 2017

Hahndorf, Australia’s Oldest German Town



South Eastern Freeway, begitulah nama jalan yang sedang kulalui ini, sebuah jalan di Australia Selatan yang mirip jalan lingkar luar kota, yang menghubungkan Adelaide dengan Hahndorf. Disebelah kiri jalan, banyak tumbuh pohon berdaun eukaliptus, daun yang menjadi makanan favorit para koala. Meski tiap beberapa ratus meter ada rambu bergambar koala, tetapi tidak satu pun koala yang kulihat, mungkin karena koala lebih suka ngumpet di balik rimbunnya dedaunan di pohon, tidak seperti kanguru yang senang berlompatan di padang rumput sehingga lebih mudah terlihat daripada koala.


Tidak lebih dari satu jam berkendara, tibalah aku di Hahndorf (sebuah kota kecil yang banyak ditinggali orang-orang Jerman) yang berjarak 28 km dari pusat kota Adelaide.


Hahndorf berdiri pada tahun 1839, setelah para pelaut dari Jerman mendarat di tempat ini pada 28 Desember 1838. Nama Hahndorf sendiri diambil dari nama kapten kapal, yaitu Dirk Meinerts Hahn, sedangkan ‘dorf’ artinya ‘desa’ dalam bahasa Jerman.


Hahndorf mempunyai satu jalan utama yang memanjang, dengan bangunan-bangunan berarsitektur Jerman yang menghiasi kanan kiri jalan. Toko-toko souvenir, serta café-café dengan menu ala Jerman juga banyak tersebar disini. Serta tempat parkir gratis juga bertebaran lho, tidak seperti Adelaide CBD yang ongkos parkirnya mahal.


Ada nih satu tempat yang banyak dikunjungi mahasiswa Adelaide asal Indonesia yaitu Fairy Garden. Di salah satu tembok Fairy Garden, ada gambar sayap besar yang sering dijadikan background foto. Hampir semua teman kuliah si ayah asal Indonesia, mempunyai foto ini di akun fb mereka (hasil kepo-in fb teman-teman si ayah yang kuliah di Adelaide Uni).
 
banyak mahasiswa Adelaide asal Indonesia memajang gambar sayap ini di DP mereka
Bagi yang tidak punya kendaraan pribadi, bisa lho ke Hahndorf naik bus umum. Lihat jadwal bus-nya di website Adelaide Metro yaa.


Baca juga