Jumat, 09 September 2016

Kangaroo Island part 2, Remarkable Rocks



Gelap masih menyelimuti Kingscote ketika aku mulai memasukkan barang-barang ke bagasi mobil. Packing lagi. Beberapa hari terakhir, hidupku sudah seperti kucing beranak, pindah sana pindah sini (orang bilang, kucing itu kalo beranak, belum afdol kalo belum menggotong anak-anaknya untuk pindah tempat sebanyak tujuh kali).


 Bedanya aku sama kucing, aku harus packing tiap kali pindah tempat. Baru beberapa hari di Sydney, sudah pindah ke Melbourne, lanjut Adelaide, dan sekarang ada di Kangaroo Island. Baru beberapa hari bongkar koper, sudah harus packing lagi dan menempuh perjalanan selanjutnya, begitu terus, sampai rasanya badanku remuk seperti habis diinjak-injak kanguru.

Pagi itu, aku memindahkan barang-barang bawaan dengan asal, dari kamar tempatku menginap di Kangaroo Island YHA Backpacker yang beralamat di 19 Murray Street, Kingscote. Seperti kebanyakan rumah penduduk di Australia, halaman hostel gelap gulita, karena orang-orang Australia hemat listrik, tidak ada lampu menyala kalo tidak digunakan, semua lampu mati, bahkan lampu teras sekalipun, sehingga aku harus packing dalam kegelapan.
 
sepiiii banget
 Jam enam pagi di bulan Juli, matahari belum bangun di belahan bumi bagian selatan yang jauh dari khatulistiwa ini. Matahari baru muncul jam delapan nanti. Aku sudah selesai memasukkan barang dengan berantakan di bagasi mobil. “Yang penting semua barang keangkut” kataku pada si ayah yang geleng-geleng kepala melihat bagasi mobilnya terlihat ancur dengan berbagai macam barang yang saling tumpang tindih tidak beraturan.

Sebelum meninggalkan hostel, kami menulis pesan ucapan terima kasih di papan tulis yang tersedia di dapur kepada pengelola hostel. Sepertinya pria bule pengelola hostel yang ramah itu masih meringkuk di tempat tidurnya karena memang hari masih gelap.


Setelah seharian kemarin kami menjelajah Kangaroo Island bagian timur, hari ini kami meluncur kembali ke jalanan, menuju bagian barat Kangaroo Island.

Wild Island with Wild Stories
Kangaroo Island dipercaya pernah ditinggali orang-orang Aborigin pada 16.000 tahun yang lalu, ketika pulau itu belum terpisah dari daratan utama Australia. Bagaimana kemudian orang-orang itu menghilang dari Kangaroo Island 2000 tahun yang lalu, tidak pernah ada yang tahu. Itu merupakan sebuah misteri, untuk kemudian pulau itu terkenal dengan sebutan ‘Land of the Dead’.
Tahun 1800, pemerintah Inggris mengirim Kapten Matthew Flinders untuk mengeksplor tempat itu. Pada bulan Maret 1802, Flinders mulai memetakan tempat itu dan memberi nama Kangaroo Island. Kemudian, para pendatang non-aborigin mulai bermunculan, dan tinggal di pulau itu.

Selain Matthew Flinders, ada tokoh lain yang datang ke pulau ini pada 8 April 1802, yaitu Nicolas Baudin yang berasal dari Perancis. Meskipun Inggris dan Perancis sedang berperang pada waktu itu, dua penjelajah berbeda negara ini saling membantu dalam memetakan Kangaroo Island.

Kematian dimana-mana
Jika bagian timur pulau sudah agak ramai oleh kehidupan manusia, maka sangat berbeda dengan bagian barat. Di bagian ini, hampir tidak ada kehidupan manusia yang terlihat. Sepi dan sunyi menemani kami. Rambu pertama bergambar kanguru aku lewati. Kemudian rambu kedua, dan ketiga. “Mana nih kangurunya, cuma gambar doang di pinggir jalan” kataku bosan melihat jalanan yang masih sepi. Sinar mentari mulai menerobos dedaunan pohon yang tidak begitu rimbun, meskipun gelap masih mendominan.
 
rambu doang. mana kanguru nya?
 Tiba-tiba, ciiitttt, mobil di rem mendadak. “Bunda, ada kanguru” kata Zita yang duduk di depan, disebelah ayahnya. Kanguru itu berdiri dengan tegak di depan mobil kami, ditengah jalan yang lengang. Tingginya melebihi tinggi mobil kami. Matanya menatap ke arah kami.

Aku pernah baca kalau kanguru tertarik pada sinar. Mungkin kanguru itu tertarik pada sinar mobil depan kami, yang masih menyala menembus kegelapan. Hanya beberapa detik sebenarnya, sebelum kanguru itu menghilang di balik semak di pinggir jalan hanya dengan satu lompatan saja. Sial, aku belum sempat memotretnya.

Beberapa meter kedepan, aku kembali menemukan kanguru, kali ini dalam posisi tergeletak di pinggir jalan, mati. Di depannya ada lagi, ada lagi. Beberapa kanguru mati, mungkin tertabrak mobil yang melaju kencang di jalanan aspal yang mulus. Pengemudi manapun, kalau bertemu dengan aspal mulus dan sepi seperti ini, tentu inginnya tancap gas sekencang mungkin. Seharusnya para pengemudi lebih berhati-hati disini, karena pulau ini banyak dihuni oleh aneka hewan yang hidup bebas berkeliaran.

Para kanguru yang mati, kebanyakan sudah dipindah oleh petugas hutan ke pinggir jalan, badannya ramai dikerubutin burung gagak yang mencabik-cabik daging kanguru yang tak berdaya itu. Beberapa masih tergeletak di tengah jalan, pertanda bahwa kejadian tabrak lari itu belum lama berselang, jasadnya masih utuh, belum sempat dipindah oleh petugas hutan.

Tidak hanya kanguru, koala juga ada yang menjadi korban tabrak lari, meskipun aku cuma melihat satu, karena koala lebih banyak hidup di atas pohon, tidak berkeliaran di jalan seperti kanguru.

Beberapa kali kami dikagetkan oleh kanguru yang tiba-tiba melompat dari balik semak di pinggir jalan. Si ayah memelankan laju kendaraan, supaya tidak mencelakai para kanguru yang menyeberang jalan tanpa tengok kanan kiri dulu, nyelonong begitu saja.


Gerbang Flinders Chase National Park
Hampir sampai di ujung barat pulau, kami melewati gerbang Flinders Chase National Park. Ada bangunan di pinggir jalan, tempat kita harus membeli tiket masuk. Hanya ada seorang petugas di balik meja kasir, sendirian di tengah hutan luas ini. Entah berapa gajinya, sampai mau tinggal di tempat yang sepi ini.

Setelah membayar dan mendapat stiker yang harus ditempel di kaca depan mobil, kami kembali melaju ke arah Remarkable Rocks.


Remarkable Rocks
Remarkable Rocks merupakan batuan alami yang berbentuk seperti cangkang hewan. Butuh waktu jutaan tahun untuk hujan, angin, dan ombak dapat membentuk batuan ini. Jika batuan ini kering tidak terkena hujan, sangat aman untuk menaiki batuan ini, meskipun tidak dianjurkan untuk berjalan terlalu ke pinggir, karena tidak ada pagar pengaman di sekeliling batuan ini. Jika terjadi angin yang sangat kencang, tidak menutup kemungkinan batu-batuan berukuran kecil dan sedang, dapat tercebur ke laut di bawahnya.


di atas Remarkable Rocks
Jalan yang harus dilalui untuk dapat sampai ke Remarkable Rocks berupa jalan kayu yang dikelilingi gerumbulan semak rendah.

Bersambung.. kesini

4 komentar:

  1. Wah seru seru yah..

    Mau liburan atau coba travelling ke Bangka Belitung.

    http://aderiorental.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. keren banget ya pemandangannya.
    disana juga ada rambu tentang adanya kangaroo tapi kok gak ada ya..

    BalasHapus