Jumat, 01 Januari 2016

Visa Australia, Persiapan Seru Menuju Negeri Kanguru



Terbang ke Ostrali? Tentu hal pertama & yg paling utama harus dipersiapkan adalah Visa. Untuk persyaratan visa Australia, diantaranya adalah paspor, KTP, KK, surat keterangan dari kantor tempat kerja, surat ijin cuti, pas foto 4X6, akte kelahiran, & semuanya harus berbahasa Inggris! Kan yg akan mengeluarkan visa kita adalah Kedutaan Australia dimana semua pegawainya adalah orang Australia, jadi kalo kita nulisnya pake bahasa Indonesia, mana mereka ngerti? Beruntunglah akte lahir jaman sekarang sudah ada versi bahasa Inggrisnya, jadi kita tidak perlu repot translate dulu.

Syarat lain yg tidak kalah penting adalah rekening tabungan 3 bulan terakhir. Dengar2 sih saldo minimal 50 juta untuk satu visa. Lha aku rencana bikin dua visa untukku & zita, masak harus punya duit 100 juta dulu? Appaaa..? Aku tidak punya duit sebanyak itu! Setelah ngutang sana sini untuk mengisi rekening tabungan, aku hanya berhasil mengumpulkan 40 juta utk 2 visa. Sudahlah, kalo visaku ditolak berarti emg nasibku lagi jelek.

Sebenarnya utk visa Australia ini termasuk murah dibanding visa Eropa yg katanya harus punya tabungan minimal 70 juta utk satu visa. Uang ini sebenarnya hanya utk jaminan, supaya kita tidak jadi gembel di negeri orang & menyusahkan pemerintah setempat. Memang sih, penerbangan ke luar negeri sekarang banyak yg murah, tapi kalo sudah sampai di luar negeri, kita mau tidur dimana kalo tidak punya duit? Trotoar? Pinggir jalan? Kolong jembatan? Apalagi kalo sakit, biaya berobat di luar negeri itu mahal, & obat tdk bisa dibeli sembarangan tanpa resep dokter, jadi utk visa tinggal di Ausie kita harus punya asuransi kesehatan internasional, tdk bisa sembarang asuransi lokal. Karena aku hanya mengajukan visa kunjungan (visa turis), utk syarat asuransi kesehatan bisa dicoret.

Bagi yg sering bepergian ke luar negeri & paspornya sudah punya banyak cap, sepertinya bisa membantu juga utk permohonan visa ini.
Ada yg bilang juga kita harus menyertakan tiket PP & bookingan hotel, supaya jelas kalo kita kesana itu bukan utk cari kerja, & pasti akan pulang ke negara asal, tapi kalo aku sih, blom punya tiket waktu memasukkan permohonan visa itu. Lha kalo visa ditolak gimana? Kan hangus tuh tiket pesawatku.

Utk biaya visa, waktu itu aku membayar Rp 1.750.000,- per visa. Kalo visa ditolak, ya hilang tuh duit, nggak bakal dibalikin. Sedangkan visa diterima ato ditolak itu sering nggak jelas alasannya, hanya petugas visa & Tuhan yg tau, kenapa visa kita ditolak sedangkan punya orang lain diterima.

Tadinya aku berencana ke ozy di bulan Desember pas Zita libur sekolah. Tetapi ternyata nilai kuliah si ayah di Adelaide University jeblok & terancam DO, jadi kunjungan kesana terpaksa di tunda. Bulan April, ketika nilai kuliah si ayah membaik, mulailah aku berburu visa. Dan ternyata, di bulan April ini, terjadi ketegangan antara Indonesia-Australia gara2 Indonesia akan mengeksekusi 2 orang terpidana mati kasus narkoba asal Ozy. Dubes ozy aja sampe ditarik pulang ke negara asalnya. Lha terus, siapa yg akan menandatangani visa-ku kalo dubesnya nggak ada? Puyeng deh. Kenapa sih Indon-Ozy sering berantem? Mulai dari kasus bom bali, isu penyadapan, impor sapi, & sekarang terpidana mati ini.

Pernah juga nih, aku baca postingan sebuah keluarga yg akan bepergian ke Eropa. Jumlah anggota keluarga itu 5 orang. Ternyata 3 diantaranya visanya bisa keluar, tapi yg 2 lagi ditolak. Lah… kasian kan yg 2 org masak ditinggal?

Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia
Ribet ya ngurus visa itu? Nah… kalo kamu pengen bepergian ke luar negeri tanpa harus ribet ngurus visa, ada tuh 56 negara bebas visa bagi pemegang paspor Indonesia, salah satunya Kolombia (pantes dulu ada tersangka korupsi kaburnya ke Kolombia, ternyata untuk bisa kesana tidak memerlukan visa, jadi lumayan gampang).

Berikut ada daftar negara bebas visa untuk paspor Indonesia, yaitu Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapore, Thailand, Vietnam, Chile, Dominica, Equador, Fiji, Gambia, Haiti, Hongkong, Micronesia, Maroko, Peru. 
Sedangkan untuk visa on arrival diantaranya yaitu Armenia, Burundi, Djibouti, Jordan, Kenya, Kyrgyzstan, Madagaskar, Maldives, Mali, Mauritania, Nepal, Palau, Somalia, Tanzania, Togo, Tuvalu, Uganda, Zimbabwe. Semoga jumlah negara bebas visa akan bertambah lagi ya… Kalau ada berita terbaru, bisa tolong tulis di kolom coment ya...

Singkat cerita, biar tulisannya tdk terlalu panjang, aku memasukkan semua syarat visa ke AVAC (Australia Visa Application Centre). Hanya dalam waktu seminggu, sudah ada email masuk di inbox-ku.
Dear Client
Your visa application for Australia has been approved. Please find attached to this email your Visa Grant Notice. Please keep this notification with you when you travel to Australia as it provides your visa grant number, the validity date of your visa, and the visa conditions.  
Your visa and passport details are electronically recorded. When you check in to fly to Australia, the airline staff will electronically confirm that you have authority to travel to Australia.
Regards,
Immigration Section
Department of Immigration and Border Protection
Australian Embassy, Jakarta

Yihaaa… visa-ku diterima. Dan ketika aku buka attachment-nya, itu dia visa-ku, terdiri dari 3 lembar kertas dg logo kanguru & emu yg sedang berdiri berhadapan. Bahkan aku dapat visa kunjungan yg berlaku setahun! Padahal di surat permohonanku, aku hanya minta visa turis 3 bulan. Hhhh.. rejeki anak sholeh. Emg sih, meskipun berlaku setahun, aku tetap harus pulang ke Indonesia tiap 3bln karena syarat stay maksimal di Ozy adalah 3 bln. Jadi visa-ku itu adalah visa kunjungan 3bln yg berlaku multiple selama sethn.

Ini pasti karena si ayah, yg menyertakan surat undangan di persyaratan visa-ku. Si ayah mengundang istri & anaknya utk berkunjung ke ozy, menyertakan bukti bahwa dia tercatat sebagai mahasiswa scholarship di Adelaide University yg diberi uang saku pake dolar tiap bulannya, jadi bisa menjamin anak & istrinya tdk akan jadi gelandangan selama tinggal di ozy nanti.

Di halaman terakhir visa, ada tulisan berjudul ‘polio vaccinations’. Waduh, mampus nih gue. Kayaknya harus suntik polio dulu nih sebelum terbang ke Ozy. Ternyata, hanya 10 negara yang terindikasi bahaya virus polio, dan Indonesia tidak termasuk. Tetapi ada juga info kalau orang tropis hendak ke Ozy di musim dingin, harus suntik influenza dulu biar tidak sakit terkena udara dingin Ozy. Ternyata enggak tuh, tanpa suntik apa2, aku bebas melenggang memasuki Ozy.


Tiket Indonesia - Australia
Utk tiket Indonesia – Ozy, ada 3 pilihan nih, terbang dari Jakarta, Jogja, ato Bali. Kalo dari Jakarta, ada tiket direct flight Qantas & Garuda yg biasanya mahal, sekitar $700 - $1000 di musim dingin, kalo pas summer bisa lebih mahal lagi. Dari Jogja ada AirAsia yg agak murah tapi transit di Malaysia, jadi muter2 dulu nih terbangnya, harga sekitar $500. Sedangkan dari Bali, ada direct flight JetStar yg agak murah juga, ada juga yg transit di Darwin, kisaran harga $500. Kita tinggal pilih deh mau yg mana.
Utk tiket, kita harus sering nge-cek tiap hari, karena beda sehari aja, kadang harganya bisa beda puluhan dolar. Misal kita lihat pada tgl 1 Juni utk penerbangan sebulan kedepan, harganya $500. Pas kita lihat lagi tgl 2 Juni, harganya bisa naik menjadi $550. Begitu seterusnya, biasanya sih tiap hari pasti naik. Tetapi kadang kalo kita jeli membandingkan harga tiket, kita bisa nemuin tiket Virgin ato Qantas yg seharga tiket JetStar.

Utk keberangkatan ini, karena tujuanku adalah Sydney, pilihan tiket lebih banyak. Sedangkan utk tiket pulang, karena aku terbang dari Adelaide, pilihan tiket lebih terbatas karena Adelaide Airport tdk seramai Sydney Airport. Dari Adelaide menuju Indonesia, kebanyakan transit dulu di Melbourne ato Perth. Haduh. Aku puyeng deh kalo harus transit dulu di Melbourne, secara Adel-Melb kan domestic flight, trus Melb-Indon itu international flight, berarti aku harus pindah terminal dong, nggak cuma pindah gate doang. Mana bandara Tullamarine tuh katanya luas banget, ntar kalo nyasar di bandara gimana? Trus kalo salah naek pesawat gimana? Bukannya terbang ke Indon malah nyangsang mpe Afrika gimana? Mulai deh lebay-nya. Udah gitu aku pulang sendiri tanpa si ayah karena ayah pulangnya naik Qantas yg super mahal itu. Dia sih enak, dibayarin pemerintah, lha kalo aku… mana sanggup beli tiket Qantas. Hiks.

Pas beli tiket pulang, aku rencana pulang tgl 7 juli karena tgl 9 Zita dah mulai masuk skul. Ternyata pas hunting tiket, aku nemu tiket murah tgl 11, harganya nggak nyampe $300! Murah banget kan? Padahal tiket tgl 7-10 harganya di kisaran $500 smua. Akhirnya tanpa pikir panjang, aku beli yg tgl 11 & Zita mbolos skul beberapa hari. Gpp lah, yg penting dpt tiket murah. Maaf ya bu guru. ^-^


Perlengkapan Musim Dingin
Hal selanjutnya yg harus dipersiapkan adalah perlengkapan musim dingin. Berburu perlengkapan musim dingin di negara tropis yg panas ini ternyata sangat susah. Bahkan aku sudah ngubek-ubek kota Jogja tapi tetap nihil. Terpaksa aku harus mencari sampe ke Jakarta.

Terbang ke ozy di musim dingin, ada enaknya ada enggaknya. Enaknya, tiket penerbangan lebih murah dibanding pas summer, bisa sampe setengah harga! Trus tempat wisata juga tidak terlalu penuh karena orang2 ozy sedang beramai2 ke Bali menikmati musim panas di Bali. Jadi tukeran tempat deh.

Nggak enaknya, barang bawaan jadi buanyaak banget. Mulai dari longjohn (baju musim dingin yg bisa menahan dingin mpe minus derajat), aku bawa 8 stel utkku & 8 stel utk zita karena aku akan berkeliling Sydney & Melbourne sebelum ke Adelaide, jadi nggak bakalan sempat nyuci. Ntar kalo dah mpe kosan ayah di Adelaide, baru deh kita bisa cuci baju. Terus jaket2 super tebal, aku bawa 5 utkku & 5 utk zita biar kalo foto, jaketnya nggak cuma itu2 aja.
Belum lagi sepatu2 boot utk menahan dingin yg menyerang kaki. Ditambah lagi topi2 & earmuff utk menutup telinga (kepala pusing kalo telinga tdk ditutup di musim dingin), aneka macam syal utk menutup leher biar hangat, & beberapa pasang kaos tangan supaya tangan tdk kedinginan. Hhhh. Coba aku datang di musim panas, tinggal bawa tank top beberapa potong, beres deh. Karena musim panas di ozy bisa mencapai 45 derajat, jadi pasti banyak orang sliwar sliwer cuma pake tank top & celana pendek.


Uang Saku
Yang harus dipersiapkan selanjutnya, tentu saja dolar Australia. Nggak mungkin kan, kita belanja di Ozy pake rupiah? Ntar dikira uang mainan. Kalo pengen jln2 ke luar negeri murah, carilah negara yg nggak pake dolar. Tau sendiri kan, rupiah kalo di kurs ke dolar itu mahal bgt. Langsung ludes deh rupiah kita dituker sama dolar.

Aku berangkat ke Ozy hanya dikasi duit 10 lembar sama si ayah. Selembarnya bernilai $100. “Kok dikit bgt yah? Cuma dikasi 10 lembar nih?” kataku. “Itu 10 lembar kalo dirupiahin jadi 10 juta tau!” jawab si ayah sewot. Aku langsung celingak celinguk sambil memeluk dompet, takut ada copet disebelahku. Lha kalo 10 juta dlm bentuk rupiah kan, nggak muat tuh dimasukin dompet, harus pake amplop yg besar & dimasukin tas. Kalo dlm bentuk dolar begini, 10 juta rupiah cuma jadi 10 lembar, dimasukin dompet juga masih sisa banyak tempat di dompet.


Jangan Lupa! Tisu Basah!
Satu lagi nih persiapan yg nggak boleh ketinggalan. Bawalah tisu basah banyak2! Kenapa? Karena semua toilet di Ozy itu nggak ada airnya alias shower. Cuma ada yg bwt flush doang. Jadi siapin tisu basah yg banyak ya.

Ozy terkenal strict & ketat utk masalah barang apa saja yg tdk boleh dibawa masuk Ozy. Bawa ini nggak boleh, bawa itu disita, bawa yg lain kena denda, dst. Deg2an masuk wilayah Ozy? Takut di interogasi petugas imigrasi Ozy? Nah, utk postingan selanjutnya, kita ngomongin ttg custom Sydney Airport ya… stei cun…

Baca juga :
- Terbang ke Sydney di Malam Hari? dilarang tidur! 
- tentang Sydney 
- tentang Melbourne 
- Great Ocean Road 

1 komentar: