Rabu, 02 Desember 2015

Maya Bay, pantainya Leonardo DiCaprio



Duduk di pasir pantai yang lembut, memandang bukit batu yang mengelilingiku, sambil mendengarkan lagu Pure Shores yang dinyanyikan All Saint (soundtrack film The Beach), membuatku membayangkan bahwa Leonardo DiCaprio pernah duduk di pasir pantai yang sama denganku. Cuma bedanya, kalau di film, pantai ini sepiii sekali, tetapi di hadapanku sekarang… banyak orang dari berbagai negara berjubel, turun dari kapal mereka dan berjalan diantara air menuju pantai.

Secara politik, Phi Phi Island merupakan bagian dari provinsi Krabi di Thailand. Untuk dapat sampai ke Phi Phi Island, kita harus naik kapal selama satu jam lebih dari dermaga Phuket.
Pulau terbesar dalam kepulauan ini adalah Koh Phi Phi Don, dan merupakan satu-satunya pulau yang berpenghuni. Sedangkan Maya Bay terletak di pulau terbesar kedua yaitu Koh Phi Phi Ley yang tidak berpenghuni. Maya Bay menjadi terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan setelah digunakan sebagai tempat syuting film The Beach.

Ketika mendarat di Maya Bay, kapal kami tidak bisa terlalu mendekati pantai, kami harus berjalan kira-kira 50 meter untuk sampai ke pantai. Lah. Gimana nih. Bajuku pasti basah. Aku berjalan sambil berjinjit. Tapi percuma saja, meskipun dengan berjinjit, bajuku tetap basah dari pinggang ke bawah. Sambil berjalan, aku mengangkat tangan tinggi-tinggi untuk menyelamatkan handphone dan kameraku dari serbuan air.
Sebenarnya disitu ada orang yang kerjaannya wara-wiri antara kapal dan pantai sambil membopong orang yang tidak mau berbasah-basahan. Kebanyakan posisi mereka duduk mengangkang di pundak, mengepit kepala petugas penyeberangan. Aku membayangkan diriku duduk mengangkang di leher seorang pria yang tidak kukenal begitu, sepertinya sangat tidak nikmat sekali. Belum lagi kalau aku tiba-tiba jatuh dari pundaknya, wah pasti malu banget. Lebih baik aku jalan sendiri saja meskipun itu artinya aku harus basah sekujur tubuh. Aku menginjak batu-batu karang, ada yang tinggi, ada yang rendah sampai aku tenggelam setinggi dada. Kalau tidak berhati-hati melangkah, bisa saja kita terperosok ke dalam lubang karang. Tapi untungnya air disitu jernih sekali, sehingga kita bisa melihat apa yang kita injak dengan jelas.
mejeng dulu di Maya Bay, Phi Phi Island, Thailand
Selain Maya Bay, tempat menarik lain di Koh Phi Phi Ley adalah Pileh Lagoon. Lagoon (atau laguna dalam bahasa Indonesia) adalah sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang, atau semacamnya. Jadi, laguna bisa diartikan juga sebagai air yang tertutup di belakang gugusan karang atau pulau-pulau.
Zita bermain pasir di Maya Bay, Phi Phi Island
Laguna umumnya memanjang sejajar dengan pantai, dan dipisahkan dari laut oleh pulau penghalang, pasir, dan bebatuan atau terumbu karang. Pileh Lagoon ini mempunyai bukaan ke laut yang lebih sempit dibanding Maya Bay. Sayang keadaan air saat itu kurang bersahabat. Air saat itu dangkal sehingga membuat kapal kami tidak bisa masuk ke dalam lagoon karena khawatir tersangkut karang yang banyak terdapat disitu. Kami hanya bisa menikmati Lagoon itu dari atas kapal. “We can’t go there because the water is shallow. But don’t worry, I assure you, there is not more beautiful than me, lagoon itu tidak lebih cantik dariku” kata Miss Jennifer centil, dia adalah guide kami yang orang asli Thailand.
Miss Jennifer, berbaju pink & celana putih, selalu memuji dirinya sendiri beautiful

Pileh Lagoon, menurut penjelasan Miss Jennifer, merupakan tempat yang sama spektakulernya seperti Maya Bay, yaitu berupa laguna yang indah, airnya berwarna kristal biru, dan hangat sepanjang tahun. Ikan-ikan mengerubungi kapal kami di pintu masuk Pileh Lagoon, seperti kerumunan orang-orang yang antri sembako di Indonesia.
ikan berkerumun di sekitar kapal, seperti kerumunan orang antri sembako

Dari Pileh Lagoon, kami lanjut ke Viking Cave, sebuah gua yang banyak terdapat burung yang membuat sarang mereka disana. Sarang yang dibuat oleh burung-burung dari air liur mereka, dipanen dari februari hingga april oleh penduduk setempat yang menggunakan bambu reyot, setelah burung selesai bersarang. Sarang dijual ribuan dolar per kilo dan digunakan untuk sup sarang burung yang lezat di China.
Viking Cave
monyet diantara pengunjung

Dari Viking Cave, kami menuju Loh Samah Bay untuk snorkeling.

persiapan sebelom nyebur
ayo nyebur


Mau pipis gratis?
Puas snorkeling, kami lanjut ke Phi Phi Don, pulau terbesar di Kepulauan Phi Phi, untuk istirahat makan siang. “Now, we go to Phi Phi Don. Disana ada toilet umum, if you want to pee, you can go to the toilet and pay 10 baht. Atau bagi yang tidak mau mengeluarkan uang, kalian bisa masuk ke air laut, pura-pura berenang, dan buang air disitu, and it is free” kata Miss Jennifer dengan bahasa Inggris berlogat Asia yang lancar.

Sampai di Koh Phi Phi Don, lagi-lagi kapal tidak bisa merapat ke pantai. Kami harus turun ke air untuk dapat berjalan sampai ke pantai. Bajuku yang sudah kering terpanggang matahari, lagi-lagi harus basah.
Koh Phi Phi Don adalah pulau terbesar di Kepulauan Phi Phi ini, dan merupakan satu-satunya pulau dengan penduduk permanen. Phi Phi Don awalnya dihuni oleh nelayan muslim selama akhir 1940-an (80% penduduknya adalah muslim), dan kemudian menjadi perkebunan kelapa. Namun sekarang, penduduk beragama Budha lebih mendominasi wilayah ini.

Pada 26 Desember 2004, Koh Phi Phi Don hancur oleh tsunami setinggi 10 meter setelah terjadinya gempa bumi di Samudra Hindia. Pada saat tsunami, pulau itu memiliki perkiraan 10.000 penghuni termasuk wisatawan. Setelah tsunami, sekitar 70% dari bangunan di pulau itu telah hancur, sekitar 850 mayat telah ditemukan, dan diperkirakan 1.200 orang masih hilang. Jumlah korban jiwa tidak diketahui dengan pasti.

Segera setelah bencana, pulau itu dievakuasi. Pemerintah Thailand menyatakan pulau sementara ditutup. Banyak pekerja Thailand sementara kembali ke kota asal mereka, dan mantan penduduk tetap ditempatkan di sebuah kamp pengungsi di Nong Kok di Propinsi Krabi.
Seminggu kemudian, didirikanlah sebuah organisasi sukarela, yang banyak merekrut relawan backpacker sementara, diantaranya lebih dari 3.500 orang menawarkan bantuan mereka, dan kembali ke pulau untuk menghilangkan kotoran dari teluk dan terumbu karang. Mereka membersihkan puing-puing sebanyak mungkin dengan tangan, dengan demikian dapat sekalian mencari paspor untuk identifikasi.
Setahun kemudian, hampir 1.500 kamar hotel yang telah dibuka, serta hampir seluruh bisnis di pulau ini telah beroperasi kembali.

Selama seharian berada di atas kapal, turis di kapalku yang orang Indonesia banyak yang ngomongin Miss Jennifer. “Itu payudaranya asli nggak sih? Kok bisa bulet begitu?” tanya orang di sebelahku. “Asli tau. Operasi kali” jawab orang di depannya. “Sumpelan doang ah. Paling juga isinya kain” jawab orang yang lain lagi. Kami ngomongin Miss Jennifer dengan suara keras tanpa berbisik-bisik, karena tau kalau Miss Jennifer itu nggak ngerti bahasa Indonesia. Gini nih enaknya pergi ke negeri orang, bisa ngomongin orang tanpa merasa sungkan karena mereka tidak paham bahasa kita. ^-^
contoh paket wisata lokal (harga dlm baht)

Besok kita kemana lagi Zita…?

Baca juga :
- Terbang ke Thailand Bikin Ngakak
- Yang Unik di Thailand
- Ada Apa Saja di Phuket?
- Tempat Wisata di Bali

5 komentar:

  1. Pantai ini memang cakep ya, aku nggak penrah perhatian sama leonardonya, yg bikin aku kesemsem itu bening pantainya. pantai ini nggak pernah sepi dari wisatawan

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh ada mb zulfa. dah pernah mbolang ke magelang blom? byk tempat menarik disini, tapi blom sempat aku tulis krn fotonya jelek2. monggo lho kalo pas lewat magelang maen ketempatku, tak ajak blusukan. ^-^

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Pasir putih + air laut nya biru dan bening banget, semoga bisa nyusul kesana deh hihihi

    Watch movie bluray
    Download/Watch Zootopia (2016)

    BalasHapus
  4. pantainya keren dan begitu indah, airnya juga jernih sekali..

    BalasHapus